Sistem Peredaran Darah (Materi IPA
Kelas 8 – Halaman 253 s/d 278)
Maha Suci Tuhan yang
telah menciptakan system peredaran darah bagi manusia. Darah pada tubuh manusia
berfungsi untuk mengangkut nutrisi, oksigen, hormone dan senyawa kimia lain ke
seluruh sel – sel tubuh serta mengangkut karbondioksida dan sisa metabolism
untuk dikeluarkan dari tubuh. Selain itu, darah juga berfungsi untuk menjaga
tubuh kita dari serangan penyakit. Proses ini berlangsung terus – menerus
selama kehidupan manusia. Untuk melakukan fungsi tersebut melibatkan berbagai
organ dalam tubuh.
A. Struktur dan Fungsi Sistem
Peredaran Darah.
1.
Darah.
Darah merupakan jaringan ikat yang
berwujud cair dan tersusun atas dua komponen utama yaitu plasma dan elemen
seluler. Plasma darah merupakan cairan ekstraseluler yang mengandung zat – zat
terlarut, sedangkan elemen seluler tersusun atas sel – sel darah. Apabila darah
yang terdapat di dalam tabung reaksi disentrifugasi (diputar) dengan kecepatan
tertentu, sel – sel darah akan berada pada bagian dasar sedangkan plasma berada
pada bagian atas. Darah tersusun atas 55 % plasma darah dan 45 % sel – sel
darah. Secara normal, lebih dari 99 % sel – sel darah tersusun atas sel darah
merah (eritrosit) dan sisanya tersusun oleh sel darah putih (leukosit) dan
keeping darah (trombosit).
a.
Plasma
Darah.
Plasma Darah tersusun atas 91,5% air
(H2O) dan 8,5% zat – zat terlarut. Zat – zat terlarut tersebut tersusun atas
protein dan zat – zat lain. protein – protein yang terlarut dalam plasma antara
lain albumin, fibrinogen dan globulin yang sering disebut sebagai protein
plasma. zat – zat lain yang terlarut dalam plasma darah antara lain sari
makanan, mineral, hormone, antibody dan zat sisa metabolism (urea dan
karbondioksida).
b.
Sel
Darah Merah (Eritrosit).
Sel Darah Merah berbentuk bulat pipih
dengan bagian tengahnya cekung (bikonkaf). Sel darah merah tidak memiliki inti
sel. Warna merah pada sel darah merah disebabkan adanya hemoglobin (Hb) dalam
sel darah merah. Hemoglobin merupakan suatu protein yang mengandung unsur besi.
Sel darah merah paling banyak terdapat dalam darah, 1 mm3 (kurang
lebih sekitar satu tetes) darah terdiri atas 4 – 5 juta sel darah merah. Ketika
dalam paru – paru, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai daya ikat yang
tinggi terhadap oksigen, sehingga akan mengikat oksigen membentuk kompleks
Oksihemoglobin. Persamaan reaksi kimianya adalah :
Ketika sel darah merah berada dalam
jaringan tubuh, daya ikat hemoglobin terhadap oksigen berkurang, sehingga
oksigen terlepas dari hemoglobin menuju sel – sel tubuh. Sebaliknya, saat
berada dalam jaringan tubuh, daya ikat hemoglobin terhadap karbondioksida
tinggi. Karbondioksida berikatan dengan hemoglobin membentuk
Karbaminohemoglobin. Persamaan reaksi kimianya adalah :
Sel darah merah yang mengandung
karbaminohemoglobin selanjutnya menuju paru – paru. Didalam paru – paru,
karbondioksida dilepaskan untuk dikeluarkan dari tubuh.
Sel darah merah dibentuk didalam sumsum
merah tulang. Namun, selama dalam kandungan, sel darah merah dibentuk dalam
dalam hati dan limpa. Sel darah merah hanya berusia sekitar 100 – 120 hari. Sel
yang telah tua akan dihancurkan oleh sel makrofag didalam hati dan limpa. Selanjutnya
didalam hati, hemoglobin dirombak, kemudian dijadikan bilirubin (Pigmen
empedu).
c.
Sel
Darah Putih (leukosit).
Berbeda dengan sel darah merah, sel
darah putih memiliki bentuk yang tidak tetap atau bersifat ameboid dan
mempunyai inti. Jumlah sel darah putih tidak sebanyak jumlah sel darah merah,
setiap 1 mm darah mengandung sekitar 8000 sel darah putih. Fungsi utama dari
sel darah putih adalah melawan kuman / bibit penyakit yang masuk kedalam tubuh.
Apabila didalam darah terjadi peningkatan jumlah leukosit, maka kemungkinan
terjadi infeksi dibagian tubuh. Jika jumlah leukosit sampai dibawah 6000 sel
per 1 mm darah disebut sebagai kondisi Leukopenia. Jika jumlah leukosit
melebihi normal (diatas 9000 sel per 1 mm) disebut Leukositosis.
Berdasarkan
ada tidaknya butir – butir kasar (granula) dalam sitoplasma leukosit, leukosit
dibedakan menjadi :
1. Granulosit.
a. Eosinophil.
b. Basofil.
c. Netrofil.
2. Agranulosit.
a. Limfosit.
b. Monosit.
perhatikan karakteristik jenis – jenis
sel darah putih di bawah ini.
No
|
Jenis Sel Darah Putih
|
Bentuk Sel
|
Karakteristik
|
|
1
|
Granulosit
|
Eosinophil
|
|
Mengandung
granula berwarna merah. Berfungsi pada reaksi alergi, terutama infeksi
cacing.
|
2
|
Basophil
|
|
Mengandung
granula berwarna biru. Berfungsi pada reaksi alergi
|
|
3
|
Netrofil
|
|
Disebut juga
sel – sel PMN (poly Morpho Nuclear). Berfungsi sebagai fagosit (menyerang
patogen)
|
|
4
|
Agranulosit
|
Limfosit
|
|
Ada dua jenis,
sel T dan sel B. Keduanya berfungsi untuk imunitas dan kekebalan tubuh.
|
5
|
Monosit
|
|
Leukosit yang
berukuran paling besar. Berfungsi mencerna sel – sel yang mati atau rusak dan
membantu system kekebalan tubuh.
|
d.
Keping
Darah (Trombosit).
Bentuk trombosit beraneka ragam, yaitu
bulat, oval dan memanjang. Trombosit tidak berinti dan bergranula. Jumlah sel
pada orang dewasa sekitar 200.000 – 500.000 sel per 1 mm darah. Umur dari keeping
darah cukup, yaitu 5 sampai 9 hari. Keping darah sangat berhubungan dengan
proses mengeringnya luka, sehingga tidak heran jika ada yang menyebut keeping
darah dengan sel darah pembuka.
Sesaat setelah bagian tubuh terluka,
trombosit akan pecah karena bersentuhan dengan permukaan kasar dari pembuluh
darah yang luka. didalam trombosit, terdapat enzim trombokinase atau
tromboplastin. Enzim tromboplastin akan mengubah protombin (calon trombin) menjadi
thrombin karena pengaruh ion kalsium dan vitamin K dalam darah. thrombin akan
mengubah fibrinogen (protein darah) menjadi benang – benang fibrin. Benang –
benang fibrin ini akan menjaring sel – sel darah sehingga luka tertutup dan
darah tidak menetes lagi.
2.
Jantung
dan Pembuluh Darah.
a.
Jantung.
Darah dapat mengalir ke seluruh tubuh
karena didalam tubuh kita terdapat organ yang berperan sebagai pemompa darah
yang disebut dengan jantung. Jantung terdiri atas 4 ruangan, yaitu : serambi (atrium)
kiri dan serambi (atrium) kanan serta bilik (ventrikel) kiri dan bilik
(ventrikel) kanan. Serambi jantung terletak pada bagian atas, sedangkan bilik
jantung terletak di sebelah bawah. darh darah seluruh tubuh, akan masuk pertama
kali ke serambi kanan, sehingga darah dalam serambi kanan banyak mengandung
CO2. dari serambi kanan, darah akan melewati katup trikuspidalis menuju bilik
kanan. katup ini berfungsi agar darah tidak dapat kembali ke serambi kanan.
darah yang ada dalam bilik kanan, dipompa oleh bilik kanan melewati arteri
pulmonalis menuju paru – paru agar CO2 dalam darah terlepas dan terjadi
pengikatan O2. Darah dari paru – paru mengalir melalui vena pulmonalis menuju
serambi kiri, sehingga darah dalam serambi kiri banyak mengandung O2. darah
dari serambi kiri turun melalui katup bikuspidalis menuju bilik kiri. Bilik
kiri akan memompa darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh aorta.
b.
Pembuluh
Darah.
Pembuluh darah dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu :
1. Pembuluh
Nadi (Arteri).
2. Pembuluh
Balik (Vena).
3. Pembuluh
Kapiler.
Arteri merupakan pembuluh darah yang
mengalirkan darah keluar jantung, sedangkan vena mengalirkan darah masuk ke
dalam jantung. Arteri berisi darah yang mengandung oksigen, kecuali pembuluh
arteri pulmonalis. Vena berisi darah yang banyak mengandung karbondioksida,
kecuali vena pulmonalis. Ujung arteri dan vena bercabang – cabang menjadi
pembuluh – pembuluh kecil yang disebut pembuluh kapiler. Pada pembuluh kapiler
inilah terjadi pertukaran gas oksigen dan gas karbondioksida antara darah dengan
jaringan tubuh.
Tabel
perbedaan Pembuluh Arteri dan Vena.
NO
|
Pembeda
|
Pembuluh Nadi (Arteri)
|
Pembuluh Balik (Vena)
|
1
|
Tempat
|
Agak
tersembunyi di dalam tubuh
|
Dekat dengan
permukaan tubuh, tampak kebiru – biruan.
|
2
|
Dinding
Pembuluh
|
Tebal, kuat ,
elastis.
|
Tipis dan
tidak elastis
|
3
|
Aliran Darah
|
Meninggalkan
jantung
|
Menuju jantung
|
4
|
Denyut
|
Terasa
|
Tidak terasa
|
5
|
Katup
|
Satu pada
pangkal jantung
|
Banyak
disepanjang pembuluh
|
6
|
Darah yang
keluar
|
Darah memancar
|
Darah tidak
memancar.
|
c.
Peredaran
Darah Pada Manusia.
Peredaran darah manusia termasuk
peredaran darah tertutup karena darah selalu beredar didalam pembuluh darah.
Setiap beredar, darah melewati jantung dua kali sehingga disebut peredaran
darah ganda. pada peredaran darah ganda tersebut dikenal darah kecil dan
peredaran darah besar. Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah yang
dimulai dari jantung (bilik kanan) menuju ke paru – paru kemudian kembali lagi
ke jantung (serambi kiri). peredaran darah besar adalah peredaran darah dari
jantung (bilik kiri) ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung lagi (serambi
kanan)
d.
Frekuensi
Denyut Jantung.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung diantaranya :
1.
Kegiatan
atau Aktivitas Tubuh.
Orang yang melakukan aktivitas
memerlukan lebih banyak sumber energy berupa glukosa dan oksigen dibandingkan
dengan orang yang tidak melakukan aktivitas seperti duduk santai atau tiduran.
Untuk memenuhi kebutuhan sumber energy dan oksigen tersebut, jantung harus
memompa darah lebih cepat.
2.
Jenis
Kelamin.
Pada umumnya perempuan memiliki
frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi daripada laki – laki. pada kondisi
normal, denyut jantung perempuan berkisar antara 72 – 80 denyutan / menit,
sedangkan denyut jantung laki – laki berkisar antara 64 – 72 denyutan / menit.
3.
Suhu
Tubuh.
Semakin tinggi suhu tubuh, maka semakin
cepat frekuensi denyut jantung. hal ini terjadi karena adanya peningkatan
proses metabolism, sehingga diperlukan peningkatan pasokan O2 dan pengeluaran
CO2.
4.
Umur.
pada janin, denyut jantung dapat
mencapai 140 – 160 denyutan / menit. Semakin bertambah umur seseorang, semakin
rendah frekuensi denyut jantung. Hal ini berhubungan erat demngan makin
berkurangnya proporsi kebutuhan energinya.
5.
Komposisi
Ion.
Berdenyutnya jantung secara normal,
tergantung pada keseimbangan komposisi ion didalam darah. ketidakseimbangan
ion, dapat menyebabkan bahaya bagi jantung.
B.
Gangguan
atau Kelainan Pada Sistem Peredaran Darah dan Upaya Untuk Mencegah Serta
Menanggulanginya.
1.
Jantung
Koroner.
Penyakit jantung coroner merupakan salah
satu penyebab utama terjadinya kematian, baik di negara maju maupun negara
berkembang. Penyakit jantung coroner terjadi jika arteri koronaria tidak dapat
menyuplai darah yang cukup ke otot – otot jantung. Arteri koronaria merupakan
pembuluh darah yang menyuplai nutrisi dan oksigen ke otot – otot jantung.
Kondisi ini dapat terjadi karena arteri koronaria tersumbat oleh lemak atau
kolesterol.
Jika otot – otot jantung tidak
mendapatkan nutrisi dan oksigen, maka otot jantung tidak dapat berkontraksi,
sehingga jantung tidak dapat berdenyut. Gejala dari penyakit jantung coroner
antara lain dada terasa sakit, sakit pada bagian lengan dan punggung, napas
pendek dan kepala pusing.
a.
Melakukan
Olahraga dan Istirahat yang Teratur.
Menjaga kesehatan jantung dapat
dilakukan dengan berolahraga secara teratur. berolahraga tidak harus berat yang
terpenting adalah teratur. Kita dapat melakukan olahraga ringan seperti berlari
kecil ataupun hanya berjalan. Apabila kita ingin melakukan olahraga yang berat,
misalnya bulu tangkis, basket, sepakbola dan olahraga lainnya, maka sebaiknya
diawali dengan melakukan pemanasan. Pemanasan membuat kecepatan denyut jantung
bertambah secara bertahap.
Selain berolahraga dengan teratur, untuk
menjaga kesehatan jantung diperlukan istirahat yang teratur. Istirahat dapat
dilakukan dengan duduk santai ataupun tidur. Saat ini banyak orang yang
begadang di malam hari, padahal begadang tidak baik bagi kesehatan. Oleh karena
itu, sebaiknya kita tidak begadang apalagi jika begadang tersebut adalah untuk
melakukan aktivitas yang tidak bermanfaat.
b.
Menjaga
Pola Makan Sehari – hari.
Menjaga kesehatan system peredaran darah
dapat dilakukan dengan menjaga pola makan sehari – hari. Menjaga pola makan dapat
dilakukan dengan makan secara teratur, menyesuaikan jumlah kalori yang masuk ke
tubuh sesuai dengan kebutuhan serta menyeimbangkan komposisi nutrisi. Untuk
menjaga kesehatan jantung sebaiknya banyak mengonsumsi sayuran, buah – buahan,
biji – bijian serta makanan berserat lainnya. Sebaiknya kurangi mengonsumsi
daging, makanan camilan dan makanan yang banyak mengandung lemak atau
kolesterol. Jenis makanan tersebut dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam
darah.
c.
Menghindari
Minuman Beralkohol.
Minuman beralkohol dapat memicu
terjadinya gangguan pada system peredaran darah. Semakin banyak mengonsumsi
alcohol, maka risiko terjadinya penyakit jantung semakin tinggi. Oleh karena
itu, hindari minuman beralkohol agar tidak terserang penyakit jantung.
d.
Menghentikan
Kebiasaan Merokok.
Pada seseorang yang merokok, asap rokok
akan merusak dinding pembuluh darah. Kemudian nikotin yang terkandung dalam
asap rokok akan merangsang hormone adrenalin yang akibatnya akan mengubah
metabolism lemak. Hormon adrenalin akan memacu kerja jantung. Selain itu,
merokok menyebabkan elastisitas pembuluh darah berkurang, sehingga meningkatkan
pengerasan pembuluh darah arteri dan meningkatkan faktor pembekuan darah yang
memicu penyakit jantung dan stroke. Perokok mempunyai peluang terkena stroke
dan jantung coroner sekitar dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan
bukan perokok. Oleh karena itu, jangan meremehkan keberadaan asap rokok, karena
asap rokok dapat menjadi penyebab penyakit jantung coroner dan gangguan pada
pembuluh darah.
e.
Menghindari
Stres Berlebih.
Menghindari stress yang berlebihan
termasuk cara mencegah penyakit jantung. Stres berlebih dapat menyebabkan
naiknya tekanan darah dan meningkatnya denyut jantung. Kondisi ini akan
menyebabkan kerusakan dinding pembuluh darah. Oleh karena itu, hindarkan diri
kita dari stress.
f.
Menjaga
Berat Badan dalam Kondisi Ideal.
Berat badan yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan terjadinya obesitas. Obesitas dapat meningkatkan risiko terkena serangan
stroke sebesar 15 %. Obesitas dapat menyebabkan terjadinya hipertensi dan
penyakit jantung.
2.
Stroke.
Stroke merupakan suatu penyakit yang
terjadi karena kematian pada jaringan di otak yang disebabkan karena kurangnya
asupan oksigen di otak. Hal ini terjadi karena pembuluh darah pada otak
tersumbat oleh lemak atau kolesterol ataupun salah satu pembuluh darah di otak
pecah.
Karena penyebab penyakit stroke sama
dengan penyebab penyakit jantung, maka usaha yang dapat kita lakukan untuk
mengurangi risiko terkena stroke juga sama dengan usaha yang dapat dilakukan
untuk mengurangi risiko terkena penyakit jantung coroner. Jika tiba – tiba kita
menjumpai seseorang yang mengalami gejala serangan stroke adalah mencari
pertolongan agar penderita dapat segera dibawa ke rumah sakit atau unit
kesehatan lainnya agar penderita segera mendapatkan penanganan medis.
3.
Varises.
Varises adalah suatu keadaan dimana
pembuluh darah balik (vena) mengalami pelebaran dan terpuntir. gangguan ini
biasanya terjadi di daerah kaki.
Upaya
yang dapat dilakukan agar terhindar dari varises diantaranya :
a. Ketika
tidur sebaiknya tungkai dinaikkan (kurang lebih 15 – 20 cm). Aktivitas ini
sebaiknya dilakukan setelah melakukan perjalanan jauh atau melakukan aktivitas
yang melelahkan.
b. Menghindari
berat badan berlebih.
c. Menghindari
berdiri terlalu lama.
d. Berolahraga
secara teratur seperti berjalan, berenang dan senam.
e. Menghindari
memakai sepatu dengan hak tinggi. Kita tetap boleh memakai sepatu dengan hak
tinggi, asalkan aktivitas yang dilakukan tidak terlalu berat dan dalam waktu
yang lama.
4.
Anemia.
Anemia merupakan gangguan yang
disebabkan karena kekurangan hemoglobin atau kekurangan sel darah merah.
Apabila kadar hemoglobin dalam darah rendah dapat menyebabkan tubuh kekurangan
oksigen sehingga tubuh akan terasa lesu, kepala pusing dan muka pucat. Anemia
dapat terjadi akibat terganggunya produksi eritrosit. Kondisi ini terjadi
karena tubuh kekurangan zat besi. Anemia juga dapat disebabkan karena
terjadinya pendarahan yang hebat. Bagi perempuan, anemia dapat terjadi pada
saat sedang mengalami menstruasi. Setiap terjadi menstruasi tubuh akan
kehilangan darah dalam jumlah cukup banyak, yaitu sebanyak 50 – 80 mL dan zat
besi sebesar 30 – 50 mg. Oleh karena itu, agar tidak mengalami anemia,
sebaiknya selama masa menstruasi harus mengonsumsi makanan yang mengandung zat
besi, mengonsumsi makanan bergizi dan jika diperlukan mengonsumsi suplemen
penambah zat besi.
5.
Hipertensi
dan Hipotensi.
a.
Hipertensi
(Tekanan Darah Tinggi).
Hipertensi disebut juga tekanan darah
tinggi, terjadi jika tekanan darah diatas 120 / 80 mm Hg. Gejala penderita
Hipertensi antara lain sakit kepala, kelelahan, pusing, pendarahan dari hidung,
mual, muntah dan sesak napas. Hipertensi dapat disebabkan karena
arteriosclerosis (Pengerasan pembuluh darah), obesitas (kegemukan), kurang
olahraga, stress, mengonsumsi makanan beralkohol atau yang banyak mengandung
garam, lemak dan kolesterol. Penderita hipertensi yang disebabkan karena
obesitas harus menurunkan berat badannya, sehingga mencapai berat badan ideal,
hindari mengonsumsi minuman beralkohol dan makanan berlemak dan mengandung
kolesterol tinggi, Berolahraga secara teratur, hindari kebiasaan merokok dan
hindari faktor – faktor yang dapat meyebabkan stress.
b.
Hipotensi
(Tekanan Darah Rendah).
Berbeda dengan Hipertensi, Hipotensi
terjadi apabila tekanan darah kurang dari 120 / 80 mm Hg. Hipotensi disebut
juga dengan tekanan darah rendah. Orang yang mengalami tekanan darah rendah
umumnya akan mengeluhkan keadaan sering pusing, sering menguap, penglihatan
terkadang dirasakan kurang jelas (Berkunang - kunang) terutama sehabis duduk
lama lalu berjalan, keringat dingin, merasa cepat lelah tak bertenaga, detak /
denyut nadi lemah dan tampak pucat. Ada
beberapa cara untuk mengatasi Hipotensi, yaitu :
1. Minum
air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 hingga 10 gelas perhari.
2. Mengonsumsi
minuman yang dapat meningkatkan tekanan darah, misalnya kopi.
3. Mengonsumsi
makanan yang cukup mengandung garam.
4. Berolahraga
dengan teratur.
Comments
Post a Comment