Seni Patung (Materi Pelajaran Seni
Budaya - SMP Kelas IX (9) – Hal 25 s/d 35)
A. Pengertian dan Fungsi Patung.
Patung
diartikan juga sebagai Plastic Art atau Seni Plastik karena patung identic
dengan sebuah cipta karya manusia yang meniru bentuk dan memiliki keindahan
(estetik). Tidak terbatas pada bentuk manusia, tetapi lebih luas lagi yang
meniru bentuk apa pun dapat disebut seni patung. Patung bersifat 3 dimensi atau
benda yang bervolume, artinya bias dilihat dari berbagai arah.
Beberapa pendapat tentang Seni
Patung, diantaranya :
1.
Mike
Susanto (2011 : 296).
Seni patung adalah sebuah tipe karya
tiga dimensi yang bentuknya dibuat dengan metode subtraktif (mengurangi bahan
seperti memotong, menatah) atau aditif (membuat model lebih dulu seperti
mengecor dan mencetak).
2.
Soenarso
dan Soeroto (1996 : 6)
Seni patung adalah semua karya dalam
bentuk meruang.
3.
Menurut
Kamus Besar Indonesia
Patung adalah benda tiruan, bentuk
manusia dan hewan yang cara pembuatannya dengan dipahat.
4.
B.S.
Myers (1958 : 131 – 132)
Seni patung adalah karya tiga dimensi yang tidak
terikat pada latar belakang apa pun atau bidang mana pun pada suatu bangunan.
Hampir
sama dengan seni lukis, seni patung juga sudah dikenal di Indonesia sejak zaman
prasejarah. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi pembuatan karya
seni patung seperti suku asmat di papua, terkenal dengan patung primitive. Pada
masa kerajaan Hindu- Budha di Jawa dan Bali, banyak sekali di temukan hasil
karya seni patung terutama di candi Hindu dan Buddha yang bercorak tradisional.
Pada masyarakat tradisional, pembuatan karya patung seringkali dihubungkan
dengan kegiatan religi seperti pemujaan kepada dewa atau arwah nenek moyang.
Pada karya - karya seni patung modern, pembuatan karya seni patung merupakan
ekspresi individu penciptanya karena lebih bebas dan bervariasi.
Secara umum berdasarkan
pembuatannya, seni patung ada 3 macam, yaitu :
1.
Patung
sebagai Fungsi Personal.
Karya seni patung diciptakan semata -
mata untuk kepentingan personal
(pribadi), sebagai ekspresi perasaan, dan ungkapan pribadi termasuk tujuan
religi (sarana beribadah). Patung pada zaman dahulu dibuat untuk kepentingan
keagamaan, pada zaman Hindu dan Buddha, patung dibuat untuk menghormati Dewa
atau untuk mengenang orang - orang yang di agungkan, misalnya raja atau
pimpinan mereka. Patung juga dianggap memiliki sejarah tinggi atau bahkan yang
menggambarkan sebagai dewa dan symbol orang - orang yang diteladani, serta dijadikan
sarana sebagai mendekatkan diri kepada tuhan, sehingga patung dijadikan sebagai
media pemujaan.
2.
Patung
sebagai Fungsi Sosial.
Patung diciptakan untuk memperingati
suatu peristiwa yang bersejarah atau mengenang jasa seorang pahlawan besar
dalam sebuah bangsa atau kelompok. Dalam catatan sejarah, misalnya patung untuk
monument.
3.
Patung
sebagai Fungsi Fisik.
Patung bernilai estetika, artinya
menciptakan dan membuat patung semata - mata untuk dinikmati keindahannya.
Patung - patung yang dibuat sengaja untuk menghiasi sebuah taman, sebagai
dekorasi di sebuah gedung, dan juga berfungsi memperindah sebuah kontruksi
bangunan.
B. Bentuk dan Jenis Patung.
Dilihat
dari perwujudannya, ragam seni patung modern dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a.
Bentuk
Imitatif (Realisme / Representatif).
Corak ini merupakan tiruan dari bentuk alam (manusia, hewan, dan
tumbuhan). Perwujudannya berdasarkan fisio plastis atau bentuk fisik baik
anatomi proporsi, harmoni dan kesatuan unity bentuk. Patung corak realis tampak
pada karya Hendro, Trubus, Saptoto, dan Edy Sunarso.
b.
Bentuk
Non Figuratif (Abstrak).
Patung ini secara umum sudah
meninggalkan bentuk - bentuk alam untuk perwujudannya, bersifat abstrak. Patung
yang tidak menampilkan bentuk yang umum dikenal seperti bentuk - bentuk yang
ada di alam. Ia mengolah elemen - elemen rupa tri - matra seperti ;garis,
bidang, ruang, dan memperlakukan unsur - unsur rupa tersebut sebagaimana adanya
dan tidak menggambarkan bentuk - bentuk alam.
C. Bahan dan Alat Dalam Berkarya Seni
Patung.
1.
Bahan.
Bahan seni patung dapat dibedakan
menjadi Empat, yaitu :
a.
Bahan
Lunak.
Bahan lunak adalah material yang empuk
dan mudah dibentuk misalnya: tanah liat, lilin, sabun, plastisin, dan bahan
yang mudah dibentuk lainnya. Kelebihan dan kekurangan bahan lunak seperti
sabun, mudah di bentuk, tetapi ukurannya kecil, sehingga ada keterbatasan dalam
berkarya yang lebih besar.
b.
Bahan
Sedang
Artinya, bahan itu tidak lunak dan tidak
keras. Contohnya kayu, waru, kayu sengon, kayu randu, dan kayu mahoni.
c.
Bahan
Keras.
Bahan keras dapat berupa kayu atau batu-
batuan. Contohnya kayu jati, kayu sonokeling, dan kayu ulin. Bahan keras antara
lain batu padas, batu granit, batu andesit, dan batu pualam (marmer).
d.
Bahan
Cor / Cetak.
Bahan yang dipakai untuk peroses ini
antara lain semen, pasir, gips, logam, timah, perak, emas, dan juga beberapa
bahan kimia seperti fiber atau resin.
e. Bahan
– bahan lain yang ada di sekitar atau benda bekas lainnya, misalnya kertas.
2.
Alat.
Peralatan yang digunakan untuk membuat
patung tergantung kepada bahan dan teknik yang digunakan :
a.
Butsir.
Adalah alat bantu untuk membuat patung
terbuat dari kayu dan kawat.
b.
Meja
Putar.
Adalah meja bulat yang bisa berfutar,
fungsinya untuk memudahkan dalam mengontrol bentuk dari berbagai arah.
c.
Pahat.
Adalah alat untuk memahat, mengurangi,
atau membentuk bahan batu dan kayu, atau bahan keras lainnya.
d.
Sendok
Adukan.
Berfungsi untuk mengambil adonan dan menempelkannya
pada kerangka patung.
e.
Alat
Las karbit / listrik.
D. Teknik Berkarya Seni Patung.
Dalam
berkarya seni, proses pembuatannya disebut teknik. Dalam berkarya seni patung,
ada beberapa teknik, antara lain :
1.
Teknik
Pahat.
Yaitu mengurangi bahan menggunakan alat
pahat. Misalnya, membuat patung dan relief dengan bahan dasar kayu dan batu.
Alat yang digunakan adalah pahat dan palu.
2.
Teknik
Butsir.
Yaitu membentuk benda dengan mengurangi
dan menambah bahan. Misalnya, membuat keramik dengan bahan dasar tanah liat. Alat
yang digunakan adalah sudip.
3.
Teknik
Cor.
Yaitu membuat karya seni dengan membuat
alat cetakan. Kemudian dituangkan adonan berupa semen, gips, dan sebagainya
sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Alat yang digunakan adalah
cetakan.
4. Teknik Cetak.
Yaitu membuat karya seni dengan cara
membuat cetakan terlebih dahulu. Misalnya, membuat karya patung kerajinan
dengan bahan dasar tanah liat dan semen.
5.
Teknik
Assembling (Merakit).
Yaitu membuat sebuah komposisi /
sambungan dari material seperti besi, logam, tembaga, atau berbagai macam material
seperti benda /found objek, kertas, kayu, dan tekstil. Bisa dengan cara las
listrik, menyambung dengan lem untuk membuat karya untuk mendapatkan bentuk
tertentu. Misalnya, berkarya seni patung kontemporer dengan bahan dasar logam
atau besi.
E. Praktik Berkarya Seni Patung.
1.
Patung
Bahan Lunak.
Teknik yang digunakan adalah teknik
pijat (membentuk). Langkah – langkah pengerjaannya sebagai berikut :
a. Buatlah
sketsanya terlebih dahulu.
b. Tentukan
bahan lunaknya, misalnya tanah liat. Untuk banyaknya bahan, sesuaikan dengan
desain yang dibuat. Siapkan alat seperti butsir dan meja putar.
c. Tempatkan
tanah liat di tengah meja putar. Meja putar dipakai untuk memudahkan dalam proses
pengerjaan karena bisa diputar dan melihat perbandingan dari segala arah.
d. Bentuk
bahannya, dengan cara dipijat- pijat hingga mendekati model yang diinginkan. Lakukan
pengamatan dan disesuaikan dengan model sketsanya.
e. Setelah
terbentuk secara global, sempurnakan bentuk dengan alat bantu seperti butsir
atau alat lain yang diperlukan. Sempurnakan dengan pembentukan lebih detail dan
dihaluskan.
2.
Patung
Bahan Keras.
Teknik ini dengan cara dipahat / diukir,
langkah – langkahnya sebagai berikut :
a. Sama
dengan langkah dengan bahan lunak. Buatlah sketsa / desain dan tentukan
ukurannya.
b. Siapkan
balok kayu / batu sesuai ukuran yang kita inginkan. Sesuaikan dengan sketsa
yang kalian buat.
c. Pindahkan
gambar / pola di atas permukaan kebahan kertas tersebut.
d. Lakukan
pemotongan untuk mengurangi jika masih terlalu besar. Lakukan pembentukan
sedikit demi sedikit dengan alat hingga mendekati bentuk global.
e. Buatlah
bentuk global yang lebih detail. Lakukan dengan pengamatan sehingga sesuai
dengan sketsanya.
f. Lanjutkan
dengan membuat yang lebih detail / sempurna dan haluskan dengan amplas.
g. Finishing
dengan cat melamin / akrilik.
Penjelasannya sangat jelas dan dapat dimengerti dengan mudah👌
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKak ada pdf bukunya ga? Aku gakebagian dari sekolah,mau download bukunya juga kebanyakan revisi lama.
ReplyDelete:(
https://drive.google.com/file/d/1n9f6DPTEdoN-y059rLMx5CwARJJqJVAl/view?usp=drivesdk
DeleteAlhamdulillah terima kasih Ahwan, mugi berkah atas ilmunya
ReplyDeleteterimakasihh banyakkk ya , cocok buat aku yg males baca materi dari buku hehewwahha
ReplyDelete